SYSTEM PENGISIAN PADA KENDARAAN RODA EMPAT ( MOBIL )
SYSTEM PENGISIAN PADA KENDARAAN RODA EMPAT ( MOBIL )
NAMA : BAYU SETIADI
KELAS : XI TKR 2
SEKOLAH : SMKN 2 BANDAR LAMPUNG
Daftar isi:
1. Contoh masalah sistim pengisian di mobil...
2. Fungsi sistim pengisian....
3. Fungsi komponen sistim pengisian...
4. Macam-macam sistim pengisian...
5. Cara kerja sistim pengisian alternator konvensional...
6. Trouble shooting...
7. Cara perbaikan nya..
Pembahasan:
1. Contoh masalah sistim pengisian di mobil
- Aki tidak terisi tetapi mesin dapat distarter. Hal ini karena:
1. Belt alternator kendor atau sudah aus.
2. Kabel alternator terkelupas atau putus.
3. Alternator rusak
4. Regulator tegangan rusak
5. Baterai rusak
- Alternator berisik. Hal ini karena:
1. Belt alternator kendor atau sudah aus.
2. Flens puli alternator bengkok
3. Alternator rusak
4. Dudukan alternator kendor
- Lampu atau sekering seringkali putus. Hal ini karena:
1. Sistem perkabelan ada yang rusak.
2. Alternator rusak
3. Aki rusak.
Lampu pengisian akan menyala, bila alternator tidak mengirimkan jumlah listrik yang normal. Ini terjadi kalau tegangan dari terminal N alternator kurang dari
jumlah yang diperlukan.
Lampu indikator accu yang menyala terus saat mesin hidup adalah tanda terjadi masalah pada sistem pengisian. Penyebabnya bisa karena undercharge atau overcharge.
Pada prinsipnya pasokan dan kebutuhan listrik harus setara. Energi listrik yang dihasilkan alternator ini harus sesuai dengan beban listrik yang dipakai. Mobil umumnya mempunyai tegangan standar alternator 13 volt hingga 15,2 volt.
Pasokan listrik dari alternator tidak boleh di bawah atau di atas angka tersebut. Jika pasokan listrik di bawah angka standar, maka disebut undercharge. Sebaliknya, jika lebih dari 15,2 volt disebut overcharge. Bila dibiarkanundercharge , bisa berpotensi aki kekurangan listrik, sehingga mesin tidak dapat di starter. Pasalnya untuk menstarter mesin dibutuhkan listrik yang besar. Sebaliknya, kondisi overcharge menyebabkan pasokan listrik dari alternator berlebih. Ini akan membuat dlam aki terjadi reaksi kimia yang berlebihan sehingga aki menjadi panas dan bertekanan tinggi. Oleh karena itu kedua kondisi ini harus dihindari.
2. Fungsi sistim pengisian
Fungsi sistim pengisian terbagi menjadi tiga yaitu:
å MENYUPLAI ARUS LISTRIK SAAT AWAL MESIN DIHIDUPKAN MELALUI BATERAI
Fungsi sistem pengisian yang pertama adalah untuk menyuplai kebutuhan arus listrik dalam jumlah besar saat awal mesin dihidupkan. Ya, karena pada saat awal mesin dihidupkan, komponen starter motor membutuhkan arus listrik yang jumlahnya sangat besar untuk pertama kalinya memutar mesin.
Kebutuhan arus listrik ini dapat dipenuhi melalui komponen baterai (aki) yang masuk sebagai salah satu komponen pada sistem pengisian. Setelah mesin berputar dan hidup, maka peran baterai akan berubah untuk menyimpan muatan arus listrik yang dihasilkan alternator.
å PENYEDIA ARUS LISTRIK SELAMA MESIN HIDUP DAN BEBAN PUNCAK
Fungsi sistem pengisian yang kedua adalah sebagai penyedia arus listrik selama mesin hidup dan beban puncak. Saat pengoperasian mesin normal dengan kebutuhan arus listrik yang normal, maka peran ini akan dilakukan oleh alternator yang berfungsi sebagai pembangkit listrik pada sistem pengisian. Aternator akan menyuplai seluruh arus listrik yang dibutuhkan pada kendaraan seakan mesin hidup.
Ketika pengoperasian listrik dimesin dalam kondisi beban puncak, yaitu dimana semua komponen listrik dalam mobil dalam posisi ON dan hidup (contohnya saat malam dimana semua lampu-lampu dinyalakan dan sistem AC mobil bekerja), maka alternator dan baterai bersama-sama menjadi penyedia suplai arus listrik bagi seluruh komponen listrik di kendaraan.
å MENGISI DAN MENYIMPAN MUATAN LISTRIK KE DALAM BATERAI
Fungsi sistem pengisian yang ketiga adalah untuk mengisi dan menyimpan muatan listrik ke dalam baterai. Ya, baterai digunakan dalam sistem pengisian untuk menyimpan arus dan muatan listrik yang dihasilkan oleh alternator (generator listrik) selama mesin hidup.
Jadi, selama mesin hidup dan berputar, alternator akan bekerja untuk menyuplai arus listrik keseluruh komponen listrik di mobil sekaligus berperan untuk mengisi muatan listrik kedalam baterai.
Sehingga selama alternator mesin hidup dan bekerja, maka saat itu juga baterai akan mendapatkan suplai muatan listrik dari alternator yang akan disimpan dan digunakan saat alternator tidak bekerja.
Seperti contohnya pada saat mesin dimatikan, alternator tidak dapat memberikan suplai arus listrik. Oleh karena itu baterai akan menggantikan peran alternator sebagai sumber arus listrik di kendaraan sehingga suplai arus listrik tetap tersedia meskipun alternator (generator listrik) sedang dalam kondisi tidak bekerja.
3.Komponen-komponen pada sistem pengisian dan fungsinya
Alternator :
ALTERNATOR : pada sistem pengisian memiliki fungsi untuk merubah energi gerak (mekanis) dari mesin menjadi energi listrik. Alternator sendiri didalamnya terdapat banyak komponen, komponen-komponen pada alternator tersebut antara lain :
PULI : berfungsi sebagai tempat dari tali kipas (V-belt) untuk menggerakkan rotor.
KIPAS ( FAN ) : berfungsi untuk mendinginkan komponen-komponen didalam alternator meliputi dioda (rectifier), kumparan dan lain-lain.
ROTOR : merupakan komponen yang berputar dan berfungsi untuk membangkitkan medan magnet
STATOR : merupakan komponen yang diam dan memiliki fungsi untuk menghasilkan arus AC (Alternating Current) atau arus bolak-balik.
DIODA ( RECTIFIER ) merupakan komponen elektronika yang ada didalam alternator yang memiliki fungsi untuk menyearahkan arus yang dihasilkan oleh alternator (dari arus AC menjadi arus DC).
Regulator
REGULATOR : pada sistem pengisian berfungsi untuk mengatur besar kecilnya arus listrik yang dapat masuk ke rotor coil sehingga tegangan yang dihasilkan oleh alternator akan konstan (sama) pada setiap putaran mesin, baik putaran lambat, sedang maupun tinggi. Regulator pada sistem pengisian terdapat 2 tipe, yaitu regulator tipe point (terpisah dengan alternator) dan regulator tipe IC (menjadi satu didalam alternator).
Kelebihan dari regulator IC dibandingkan dengan regulator tipe point antara lain :
Stabilitas dari pengaturan tegangan dan arus output yang dihasilkan baik.
Ukuran regulator dibuat kecil sehingga dapat menyatu dengan alternator.
Tahan terhadap guncangan (getaran) dan dapat digunakan dalam waktu yang relatif lama karena tidak banyak komponen-komponen pada ic regulator yang bergerak.
Tidak memerlukan banyak penyetelan.
Tahanan pada kumparan rotor lebih kecil sehingga arusnya dapat diperbesar.
BATTERY ( ACCU )
Baterai (accu) berfungsi sebagai sumber listrik pada saat starter, sistem pengapian dan sistem kelistrikan body. Selain itu, baterai juga berfungsi sebagai penstabil arus dan sebagai tempat penampung tegangan saat proses pengisian berlangsung.
AMPER METER
Ampere meter
Ampere meter berfungsi untuk mengusur besarnya arus listrik yang dikeluarkan alternator untuk pengisian baterai.
Kunci kontak
Kunci kontak berfungsi sebagai saklar, pada sistem pengisian kunci kontak berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan aliran arus listrik ke lampu CHG dan ke regulator (aliran listrik yang ke regulator berfungsi untuk mengaktifkan regulator).
Kabel
Kabel berfungsi untuk konduktor listrik (tempat mengalirnya arus listrik dari satu komponen ke komponen lain).
Sekering (fuse)
Sekering (fuse) berfungsi sebagai pengaman rangkaian kelistrikan jika terjadi hubungan singkat (konslet).
Lampu Indikator (CHG)
Lampu indikator (CHG) berfungsi sebagai indikator (indikasi) bahwa sistem pengisian ini berfungsi dengan normal.
4. Macam-macam sistim pengisian
Ada dua type sistim pengisian
- generator yang berfungsi untuk menghasilkan arus searah
- alternator yang berfungsi untuk menghasilkan arus bolak-balik
5. Cara kerja system pengisian alternator konvensional
Cara kerja sistem pengisian kunci kontak on mesin mati
Untuk memudahkan maka untuk komponen baterai, fusible link, kunci kontak, charge warning lamp, fuse, saya singkat menjadi :B, FL, KK, CWL, F. Dan juga : Rotor Coil (RC), Stator Coil (SC). Resistro (R).
Setelah kunci kontak diputar ke posisi ON, maka arus akan mengalir dari baterai ke Fusible link, ke kunci kontak ke fuse ke Charge Warning Lamp ke terminal L regulator ke P0 ke P1 ke massa. Akibatnya lampu pengisian menyala. Pada gambar diatas aliran arusnya berwarna merah. Keterangan : Maaf kunci kontak jadi tidak kelihatan akibat tertutup warna merah.
Pada saat yang sama, arus dari baterai juga mengalir ke FL ke KK ke fuse ke terminal IG regulator ke PL1 ke PL0 ke terminal F regulator ke F alternator ke slipring, ke rotor coil, ke slip ring kemudian ke massa. Akibatnya pada kumparan rotor timbul medan magnet.
Cara Kerja Sistem Pengisian Mesin Hidup Putaran Lambat
Setelah mesin hidup, alternator khusunya pada stator coil akan menghasilkan arus listrik.
Arus yang dihasilkan ini dari terminal N alternator akan mengalir menuju terminal N alternator ke N regulator , ke kumparan voltage relay, ke massa. Akibatnya pada voltage relay terjadi kemagnetan, sehingga terminal P0 akan tertarik dan menempel dengan P2. Yang mana arus yang ke lampu pengisian (cwl) tidak mendapatkan massa, ini akan membuat lampunya mati.
Output dari stator coil ini disalurkan ke dioda (rectifier) dan disearahkan menjadi arus searah (DC) kemudian mengalir ke terminal B alternator kemudian ke baterai. Maka pada baterai/aki terjadi pengisian.
Arus dari terminal B alternator juga mengalir ke B regulator ke P2 ke P0 ke kumparan voltage regulator ke massa. Akibatnya timbul kemagnetan pada voltage regulator.
Karena putaran masih rendah, tegangan output alternator cenderung rendah, dan kemagnetan pada kumparan voltage regulatornya pun juga masih lemah, akibatnya tidak mampu menarik PL0 dan tetap menempel ke PL1 (karena adanya pegas pada Pl 0).
Pada saat ini arus yang besar mengalir dari Ig , ke Pl1, ke Pl0, ke F regulator, ke F alternator ke RC ke massa, maka arus yang mengalir ke RC besar dan medan magnet pada RC kuat. Jadi, meskipun putaran lambat, output alternator tetap cukup untuk mengisi baterai karena medan magnet pada RC kuat. Ouput tegangan ini berkisar antara 13,8 sampai 14,8 Volt.
Cara Kerja Sistem Pengisian Mesin Hidup Putaran Sedang
Cara kerja sistem pengisian putaran sedang
Ketika putaran mesin dinaikan menjadi putaran sedang, maka tegangan output alternator di terminal B akan naik juga dan arusnya mengalir ke B reg ulator ke P2 ke P0 ke kumparan voltage regulator, ke massa.
Akibatnya, kemagnetan pada voltage regulator menjadi semakin kuat dan mampu menarik PL0 tetapi belum cukup kuat sehingga PL0 ini akan lepas dari PL1 dan posisinya mengambang.
Akibatnya, arus dari B alternator mengalir ke IG regulator ke resistor/tahanan ke F regulator ke F alternator ke RC ke massa. Karena arus melewati resistor, maka arus tersebut akan lebih kecil akibatnya kemagnetan pada rotor coil melemah.
Meskipun kemagnetan pada RC melemah, namun putaran mesin naik ke putaran sedang (putaran alternator semakin cepat) sehingga output alternator tetap cukup untuk mengisi baterai (tegangan antara 13,8 sampai 14,8 volt).
Baca : Sistem Pengisian (Charging System)
Cara Kerja Sistem Pengisian Mesin Hidup Putaran Tinggi
Cara kerja sistem pengisian putara tinggi
Kemudian jika putaran dinaikan lagi menjadi putaran tinggi, maka tegangan output pada terminal B alternator akan cenderung makin tinggi. Bila tegangan tersebut melebihi 14,8 volt, maka kemagnetan pada kumparan voltage regulator semakin kuat yang mana akan mampu menarik PL0 dan akan membuat menempel dengan PL2.
Karena PL0 menempel dengan PL2, maka aliran arus akan berbeda, yakni arus yang berasal dari terminal IG regulator akan mengalir ke R ke PL0 ke PL2 kemudian ke massa (tidak mengalir ke RC). Hal ini menyebabkan medan magnet pada Rotor coil tidak ada.
Karena pada RC tidak terjadi kemagnetan, maka output tegangan pada alternatornya pun akan turun. Bila tegangan output kurang dari tegangan standar (13,8 – 14,8 V) maka kemagnetan pada voltage regulator akan melemah lagi, sehingga PL0 akan lepas lagi dari PL2.
Arus dari IG regulator ke R kembali mengalir lagi ke RC ke massa, sehingga medan magnet pada RC kembali menguat sehingga tegangan output alternator naik lagi.
Bila tegangan di B naik lagi dan melebihi 14,8 volt, maka prosesnya berulang ke proses seperti di atas secara berulang-ulang dan Pl0 lepas dan menempel dengan Pl2 secara periodik sehingga output alternator tetap stabil.
Berdasarkan cara kerja sistem pengisian konvensioanl di atas, maka dapat disimpulkan bahwa terjadinya tegangan output alternator dipengaruhi oleh tiga hal penting, yaitu :
Adanya medan magnet yang dihasilkan oleh rotor coil.
Adanya kumparan di sekitar medan magnet, yaitu stator coil.
Adanya pemotongan medan magnet oleh kumparan. Pemotongan medan magnet ini terjadi karena adanya putaran poros alternator yang menyebabkan rotor coil berputar dan medan magnet yang ada padanya juga berputar memotong kumparan pada stator coil.
6.Trouble shooting dan perbaikannya
1. Pengisian rendah
a. Tali kipas (Kendor)
Apabila tali kipas terpasang defleksinya terlalu kendor maka putaran yang diteruskan ke pulley alternator tidak akan sempurna akibatnya kemagnetan pada rotor coil tegangannya akan dibangkitkan oleh startor kurang kuat karena tegangan yang dihasilkan alternator sangat dipengaruhi oleh kemagnetan rotor coil dan dan besarnya putaran rotor coil, akibatnya alternator hanya membangkitkan tegangan dalam jumlah sedikit sehingga pengisianpun rendah.
Penyebab : Baud pengikat alternator kendor akibat pengencangan yang kurang. Kemudian ketegangan tali kipas kurang, maka akan menimbulkan bunyi dan slip.
Penyelesaian : Kencangkan baut-baut pengikat dan stel defleksi tali kipas.
b. Alternator : Diode terbakar (rectifier mengalami ganguan)
Apabila salah satu diode ada yang terbakar maka arus dari tegangan yang dibangkitkan akan tidak tersearahkan sehingga arus tidak bisa dialirkan, akan tetapi jika hanya beberapa diode yang putus hal tersebut akan mempengaruhi besarnya kecilnya pengisian karena arus hanya sebagian yang disearahkan.
Penyebab : Diakibatkan karena kemampuan diode sudah menurun atau karena ada arus yang melebihi kapasitas atau karena terjadi hubungan singkat yang menyebabkan diode terputus.
Penyelesaian : Ganti rectifier dengan yang baru.
Startor Coil Putus
Apabila kumparan dari startor coil ada yang putus sebagian maka kemagnetan tidak akan sempurna terjadi pada startor coil akibatnya tegangan yang dibangkitkan akan menjadi rendah.
Penyebab : Diakibatkan oleh adanya isolator yang terlepas yang mengkibatkan hubungan singkat dan menyebabkan satartor coil putus.
Penyelesaian : Ganti startor dengan yang baru.
Slipring Kotor Atau Aus
Apabila slip ring kotor atau aus maka arus yang dialirkan ke rotor coil tidak akan sempurna, tetapi hanya sebagian arus yang dapat dialirkan ke rotor coil jumlahnya sangat sedikit akibatnya kemagnetan pada rotor coil akan kecil sehingga pengisian akan menjadi rendah.
Penyebab : Disebabkan oleh serbuk brush yang aus, karena saling bergesekan dengan slip ring.
Penyelesaian : Bersihkan slip ring dari kotoran.
c. IC regulator ( MIC rusak )
Apabila rusak kotor maka kotoran yang mengendap akan menjadi hambatan akibatnya arus yang mengalir akan sebagian tertahan sehingga arus yang mengalir pada sistem sangat kecil akibatnya kemagnetan rotor coil juga kecil sehingga tegangan yang dibangkitkan oleh alternator juga kecil sehingga pengisian menjadi rendah.
d. Baterai ( Lemah )
apabila baterai lemah maka arus yang mengalir ke terminal IG kecil sehingga arus yang masuk ke rotor coil sedikit akibatnya kemagnetan pada rotor coil menjadi kecil, akibatnya tegangan yang dibangkitkan oleh alternator menjadi kecil dan pengisian menjadi rendah.
Penyebab : Tegangan baterai kurang dari 12 V, Terjadi self discharging, System pengisian tidsak bekerja, Air uccu kurang, Berat jenis berkurang
Penyelesaian : charging baterai
Terminal kotor
Apabila terminal baterai kotor maka kotoran yang mengendap akan manjadi hambatan akibatnya arus yang dialirkan akan terhambat sebagian dan arus yang mengalir ke rotor coil menjadi sedikit akibatnya kemagnetan rotor coil menjadi kecil, sehingga tegangan yang dibangkitkan oleh alternator menjadi kecil dan pengisianpun menjadi rendah.
Penyebab : Terdapat air pada terminal karena tidak dibersihkan baik ketika selesai mencuci maupun ketika melewati jalan yang tergenang sehingga air itu menjadikan terminal berkarat. Perawatan yang kurang sehingga adanya penumpukan kotoran pada terminal.
Penyelesaian : Bersihkan terminal dengan menggunakan amplas atau dengan kain.
e. Wiring ( Socket kendor )
Apabila hubungan socket-socket kendor maka arus yang dialirkan tidak dapat sepenuhnya terhubung akibatnya arus yang mengalir ke rotor coil hanya separuhnya, akibatnya kemagnetan rotor coil menjadi kecil sehingga tegangan yang dibangkitkan kecil dan pengisianpun menjadi rendah.
Penyebab : Pemasangan tidak sempurna, Usia socket yang telah lama, Socket pecah
Penyelesaian : Perbaiki dan kencangkan pemasangan socket. Jika keadaan socket tiak lagi memungkinkan sebaiknya diganti dengan yang baru
Hubungan ke masa kurang
Apabila hubugan ke masa kurang maka kemagnetan rotor coil kecil, akibatnya tegangan yang dibangkitkan oleh alternator kecil sehingga arus untuk pengisianpun rendah juga.
Penyebab : konektor longgar yang mengakibatkan arus yang terhubung ke masa kurang, Konektor terdapat kotoran yang menyebabkan arus ke masa tertahan.
Penyelesaian : Perbaiki dan kencangkan konektor apabila ada kotoran maka bersihkan.
2. Pengisian terlalu tinggi
a. Tegangan standar IC regulator pada alternator yang terlalu tinggi
Apabila tegangan standar IC pada alternator tidak sesuai dengan spesifikasi maka IC tidak bisa mengatur arus dengan yang di standarkan.
b. IC Regulator rusak : MIC rusak (arus IG tidak ada)
Apabila MIC rusak atau jebol maka semua sistem tidak dapat bekerja dan arus tidak dapat dialirkan, sehingga tidak ada arus yang mengalir ke rotor coil akibatnya tidak ada kemagnetan pada rotor coil sehingga alternator tidak dapat membangkitkan tegangan akibatnya tidak akan terjadi pengisian.
Penyebab : Diakibatkan oleh kelebihan tegangan yang masuk ke MIC, atau MIC terkena air akibatnya terjadi koslet.
Penyelesaian : Ganti MIC dengan yang baru.
3. Tidak ada pengisian
a. Alternator
Rotor coil putus
Meski arus dari baterai diteruskan ke regulator kemudian ke rotor coil, alternator tetap tidak akan dapat membangkitkan tegangan karena arus yang mengalir tidak dapat diteruskan ke masa sehingga tidak terjadi kemagnetan pada rotor coil dan teganganpun tidak dapat dihasilkan dan pengisianpun tidak ada.
Penyebab : Diakibatkan karena kurang baik dalam perawatan, kemudian usia pemakaian yang sudah lama.
Penyelesaian : Ganti rotor dengan yang baru.
Stator coil putus
Apabila stator coil putus maka arus yang dibangkitkan tidak dapat dirubah menjadi arus DC dan arus yang dibangkitkan tidak dapat dialirkan. Sehingga tidak terjadi pengisian pada baterai.
Penyebab : Kurang baik dalam perawatan, usia pemakaian yang sudah lama.
Penyelesaian : Ganti stator dengan yang baru.
Brush habis
Apabila brush habis maka arus yang dialirkan dari terminal F regulator tidak dapat diteruskan ke rotor coil sehingga tidak ada arus yang masuk ke rotor coil sehingga kemagnetan pada rotor coil tidak ada, akibatnya alternator tidak bisa membangkitkan tegangan dan pengisianpun tidak ada.
Penyebab : Diakibatkan oleh usia pemakaian brush yang sudah lama karena brush terus bergesekan maka lama kelamaan brush akan habis.
Penyelesaian : Ganti brush dengan yang baru sesuai dengan ukuran yang dianjurkan.
Diode putus
Apabila diode putus maka tegangan yang dibangkitkan tidak dapat dialirkan, sehingga tidak ada arus yang dihasilkan dari rectifier, akibatnya pengisianpun tidak ada.
Penyebab : Diakibatkan karena kemampuan diode sudah menurun atau karena ada arus yang melebihi kapasitas atau karena terjadi hubungan singkat yang menyebabkan diode terputus.
Penyelesaian : Ganti rectifier dengan yang baru.
b. IC regulator
MIC rusak (arus IG tidak ada)
Apabila MIC rusak atau jebol maka semua sistem tidak dapat bekerja dan arus tidak dapat dialirkan, sehingga tidak ada arus yang mengalir ke rotor coil akibatnya tidak ada kemagnetan pada rotor coil sehingga alternator tidak dapat membangkitkan tegangan akibatnya tidak akan terjadi pengisian.
Penyebab : Diakibatkan oleh kelebihan tegangan yang masuk ke MIC, atau MIC terkena air akibatnya terjadi koslet.
Penyelesaian : Ganti MIC dengan yang baru.
c. Tali kipas Kendor
Apabila tali kipas terpasang defleksinya terlalu kendor maka putaran yang diteruskan ke pulley alternator tidak akan sempurna akibatnya kemagnetan pada rotor coil tidak dapat dibangkitkan tegangannya oleh startor karena tegangan yang dihasilkan alternator sangat dipengaruhi oleh kemagnetan rotor coil dan besarnya putaran rotor coil, akibatnya alternator tidak dapat membangkitkan tegangan sehingga pengisianpun tidak ada.
Penyebab :Baud pengikat alternator kendor akibat pengencangan yang kurang. Kemudian ketegangan tali kipas kurang, maka akan menimbulkan bunyi dan slip.
Penyelesaian : Kencangkan baut-baut pengikat dan stel defleksi
tali kipas Putus
Apabila tali kipas putus sama halnya dengan tali kipas kendor, apabila tali kipas putus maka tidak ada putaran pada pulley alternator dan rotor coil akibatnya tidak ada tegangan yang dibangkitkan oleh alternator sehingga pengisian tidak ada.
Penyebab :Usia pemakaian yang telah lama. Penggunaan tali kipas yang terlalu kencang (tali kipas terlalu kencang).
Penyelesaian : Gati tali kipas dengan yang baru.
d. Wiring
Soket alternator kendor
Apabila soket-soket pada alternator kendor terutama soket terminal F maka tidak akan ada arus yang mengalir ke rotor coil sehingga rotor coil tidak akan mengalami kemagnetan akibatnya tidak akan ada tegangan yang dibangkitkan sehingga tidak akan ada pengisian.
Penyebab : Pemasangan tidak sempurna, Usia socket yang telah lama, Socket pecah
Penyelesaian : Perbaiki dan kencangkan pemasangan socket, Jika keadaan socket tidak lagi memungkinkan sebaiknya diganti dengan yang baru
Hubungan kabel dari voltage ke alternator putus
Apabila hubungan dari voltage ke alternator terputus maka maka arus tidak dapat dialirkan ke alternator dan tidak ada juga arus yang masuk ke rotor coil sehingga tidak akan terjadi kemagnetan pada rotor coil akibatnya tidak ada tegangan yang dibangkitkan sehingga tidak ada pengisian.
Soket regulator kendor
Sama halnya dengan soket alternator kendor, arus tidak dapat dialirkan jika soket pada regulator juga kendor sehingga tidak ada arus yang masuk ke regulator apabila arus yang masuk ke regulator tidak ada maka arusyang masuk alternatorpun tidak ada, akibatnya tidak akan ada tegangan yang dibangkitkan dan pengisian tidak akan terjadi.
Penyebab : Pemasangan tidak sempurna. Usia socket yang telah lama Socket pecah
Penyelesaian : Perbaiki dan kencangkan pemasangan socket, Jika keadaan socket tiak lagi memungkinkan sebaiknya diganti dengan yang baru.
NAMA : BAYU SETIADI
KELAS : XI TKR 2
SEKOLAH : SMKN 2 BANDAR LAMPUNG
Daftar isi:
1. Contoh masalah sistim pengisian di mobil...
2. Fungsi sistim pengisian....
3. Fungsi komponen sistim pengisian...
4. Macam-macam sistim pengisian...
5. Cara kerja sistim pengisian alternator konvensional...
6. Trouble shooting...
7. Cara perbaikan nya..
Pembahasan:
1. Contoh masalah sistim pengisian di mobil
- Aki tidak terisi tetapi mesin dapat distarter. Hal ini karena:
1. Belt alternator kendor atau sudah aus.
2. Kabel alternator terkelupas atau putus.
3. Alternator rusak
4. Regulator tegangan rusak
5. Baterai rusak
- Alternator berisik. Hal ini karena:
1. Belt alternator kendor atau sudah aus.
2. Flens puli alternator bengkok
3. Alternator rusak
4. Dudukan alternator kendor
- Lampu atau sekering seringkali putus. Hal ini karena:
1. Sistem perkabelan ada yang rusak.
2. Alternator rusak
3. Aki rusak.
Lampu pengisian akan menyala, bila alternator tidak mengirimkan jumlah listrik yang normal. Ini terjadi kalau tegangan dari terminal N alternator kurang dari
jumlah yang diperlukan.
Lampu indikator accu yang menyala terus saat mesin hidup adalah tanda terjadi masalah pada sistem pengisian. Penyebabnya bisa karena undercharge atau overcharge.
Pada prinsipnya pasokan dan kebutuhan listrik harus setara. Energi listrik yang dihasilkan alternator ini harus sesuai dengan beban listrik yang dipakai. Mobil umumnya mempunyai tegangan standar alternator 13 volt hingga 15,2 volt.
Pasokan listrik dari alternator tidak boleh di bawah atau di atas angka tersebut. Jika pasokan listrik di bawah angka standar, maka disebut undercharge. Sebaliknya, jika lebih dari 15,2 volt disebut overcharge. Bila dibiarkanundercharge , bisa berpotensi aki kekurangan listrik, sehingga mesin tidak dapat di starter. Pasalnya untuk menstarter mesin dibutuhkan listrik yang besar. Sebaliknya, kondisi overcharge menyebabkan pasokan listrik dari alternator berlebih. Ini akan membuat dlam aki terjadi reaksi kimia yang berlebihan sehingga aki menjadi panas dan bertekanan tinggi. Oleh karena itu kedua kondisi ini harus dihindari.
2. Fungsi sistim pengisian
Fungsi sistim pengisian terbagi menjadi tiga yaitu:
å MENYUPLAI ARUS LISTRIK SAAT AWAL MESIN DIHIDUPKAN MELALUI BATERAI
Fungsi sistem pengisian yang pertama adalah untuk menyuplai kebutuhan arus listrik dalam jumlah besar saat awal mesin dihidupkan. Ya, karena pada saat awal mesin dihidupkan, komponen starter motor membutuhkan arus listrik yang jumlahnya sangat besar untuk pertama kalinya memutar mesin.
Kebutuhan arus listrik ini dapat dipenuhi melalui komponen baterai (aki) yang masuk sebagai salah satu komponen pada sistem pengisian. Setelah mesin berputar dan hidup, maka peran baterai akan berubah untuk menyimpan muatan arus listrik yang dihasilkan alternator.
å PENYEDIA ARUS LISTRIK SELAMA MESIN HIDUP DAN BEBAN PUNCAK
Fungsi sistem pengisian yang kedua adalah sebagai penyedia arus listrik selama mesin hidup dan beban puncak. Saat pengoperasian mesin normal dengan kebutuhan arus listrik yang normal, maka peran ini akan dilakukan oleh alternator yang berfungsi sebagai pembangkit listrik pada sistem pengisian. Aternator akan menyuplai seluruh arus listrik yang dibutuhkan pada kendaraan seakan mesin hidup.
Ketika pengoperasian listrik dimesin dalam kondisi beban puncak, yaitu dimana semua komponen listrik dalam mobil dalam posisi ON dan hidup (contohnya saat malam dimana semua lampu-lampu dinyalakan dan sistem AC mobil bekerja), maka alternator dan baterai bersama-sama menjadi penyedia suplai arus listrik bagi seluruh komponen listrik di kendaraan.
å MENGISI DAN MENYIMPAN MUATAN LISTRIK KE DALAM BATERAI
Fungsi sistem pengisian yang ketiga adalah untuk mengisi dan menyimpan muatan listrik ke dalam baterai. Ya, baterai digunakan dalam sistem pengisian untuk menyimpan arus dan muatan listrik yang dihasilkan oleh alternator (generator listrik) selama mesin hidup.
Jadi, selama mesin hidup dan berputar, alternator akan bekerja untuk menyuplai arus listrik keseluruh komponen listrik di mobil sekaligus berperan untuk mengisi muatan listrik kedalam baterai.
Sehingga selama alternator mesin hidup dan bekerja, maka saat itu juga baterai akan mendapatkan suplai muatan listrik dari alternator yang akan disimpan dan digunakan saat alternator tidak bekerja.
Seperti contohnya pada saat mesin dimatikan, alternator tidak dapat memberikan suplai arus listrik. Oleh karena itu baterai akan menggantikan peran alternator sebagai sumber arus listrik di kendaraan sehingga suplai arus listrik tetap tersedia meskipun alternator (generator listrik) sedang dalam kondisi tidak bekerja.
3.Komponen-komponen pada sistem pengisian dan fungsinya
Alternator :
ALTERNATOR : pada sistem pengisian memiliki fungsi untuk merubah energi gerak (mekanis) dari mesin menjadi energi listrik. Alternator sendiri didalamnya terdapat banyak komponen, komponen-komponen pada alternator tersebut antara lain :
PULI : berfungsi sebagai tempat dari tali kipas (V-belt) untuk menggerakkan rotor.
KIPAS ( FAN ) : berfungsi untuk mendinginkan komponen-komponen didalam alternator meliputi dioda (rectifier), kumparan dan lain-lain.
ROTOR : merupakan komponen yang berputar dan berfungsi untuk membangkitkan medan magnet
STATOR : merupakan komponen yang diam dan memiliki fungsi untuk menghasilkan arus AC (Alternating Current) atau arus bolak-balik.
DIODA ( RECTIFIER ) merupakan komponen elektronika yang ada didalam alternator yang memiliki fungsi untuk menyearahkan arus yang dihasilkan oleh alternator (dari arus AC menjadi arus DC).
Regulator
REGULATOR : pada sistem pengisian berfungsi untuk mengatur besar kecilnya arus listrik yang dapat masuk ke rotor coil sehingga tegangan yang dihasilkan oleh alternator akan konstan (sama) pada setiap putaran mesin, baik putaran lambat, sedang maupun tinggi. Regulator pada sistem pengisian terdapat 2 tipe, yaitu regulator tipe point (terpisah dengan alternator) dan regulator tipe IC (menjadi satu didalam alternator).
Kelebihan dari regulator IC dibandingkan dengan regulator tipe point antara lain :
Stabilitas dari pengaturan tegangan dan arus output yang dihasilkan baik.
Ukuran regulator dibuat kecil sehingga dapat menyatu dengan alternator.
Tahan terhadap guncangan (getaran) dan dapat digunakan dalam waktu yang relatif lama karena tidak banyak komponen-komponen pada ic regulator yang bergerak.
Tidak memerlukan banyak penyetelan.
Tahanan pada kumparan rotor lebih kecil sehingga arusnya dapat diperbesar.
BATTERY ( ACCU )
Baterai (accu) berfungsi sebagai sumber listrik pada saat starter, sistem pengapian dan sistem kelistrikan body. Selain itu, baterai juga berfungsi sebagai penstabil arus dan sebagai tempat penampung tegangan saat proses pengisian berlangsung.
AMPER METER
Ampere meter
Ampere meter berfungsi untuk mengusur besarnya arus listrik yang dikeluarkan alternator untuk pengisian baterai.
Kunci kontak
Kunci kontak berfungsi sebagai saklar, pada sistem pengisian kunci kontak berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan aliran arus listrik ke lampu CHG dan ke regulator (aliran listrik yang ke regulator berfungsi untuk mengaktifkan regulator).
Kabel
Kabel berfungsi untuk konduktor listrik (tempat mengalirnya arus listrik dari satu komponen ke komponen lain).
Sekering (fuse)
Sekering (fuse) berfungsi sebagai pengaman rangkaian kelistrikan jika terjadi hubungan singkat (konslet).
Lampu Indikator (CHG)
Lampu indikator (CHG) berfungsi sebagai indikator (indikasi) bahwa sistem pengisian ini berfungsi dengan normal.
4. Macam-macam sistim pengisian
Ada dua type sistim pengisian
- generator yang berfungsi untuk menghasilkan arus searah
- alternator yang berfungsi untuk menghasilkan arus bolak-balik
5. Cara kerja system pengisian alternator konvensional
Cara kerja sistem pengisian kunci kontak on mesin mati
Untuk memudahkan maka untuk komponen baterai, fusible link, kunci kontak, charge warning lamp, fuse, saya singkat menjadi :B, FL, KK, CWL, F. Dan juga : Rotor Coil (RC), Stator Coil (SC). Resistro (R).
Setelah kunci kontak diputar ke posisi ON, maka arus akan mengalir dari baterai ke Fusible link, ke kunci kontak ke fuse ke Charge Warning Lamp ke terminal L regulator ke P0 ke P1 ke massa. Akibatnya lampu pengisian menyala. Pada gambar diatas aliran arusnya berwarna merah. Keterangan : Maaf kunci kontak jadi tidak kelihatan akibat tertutup warna merah.
Pada saat yang sama, arus dari baterai juga mengalir ke FL ke KK ke fuse ke terminal IG regulator ke PL1 ke PL0 ke terminal F regulator ke F alternator ke slipring, ke rotor coil, ke slip ring kemudian ke massa. Akibatnya pada kumparan rotor timbul medan magnet.
Cara Kerja Sistem Pengisian Mesin Hidup Putaran Lambat
Setelah mesin hidup, alternator khusunya pada stator coil akan menghasilkan arus listrik.
Arus yang dihasilkan ini dari terminal N alternator akan mengalir menuju terminal N alternator ke N regulator , ke kumparan voltage relay, ke massa. Akibatnya pada voltage relay terjadi kemagnetan, sehingga terminal P0 akan tertarik dan menempel dengan P2. Yang mana arus yang ke lampu pengisian (cwl) tidak mendapatkan massa, ini akan membuat lampunya mati.
Output dari stator coil ini disalurkan ke dioda (rectifier) dan disearahkan menjadi arus searah (DC) kemudian mengalir ke terminal B alternator kemudian ke baterai. Maka pada baterai/aki terjadi pengisian.
Arus dari terminal B alternator juga mengalir ke B regulator ke P2 ke P0 ke kumparan voltage regulator ke massa. Akibatnya timbul kemagnetan pada voltage regulator.
Karena putaran masih rendah, tegangan output alternator cenderung rendah, dan kemagnetan pada kumparan voltage regulatornya pun juga masih lemah, akibatnya tidak mampu menarik PL0 dan tetap menempel ke PL1 (karena adanya pegas pada Pl 0).
Pada saat ini arus yang besar mengalir dari Ig , ke Pl1, ke Pl0, ke F regulator, ke F alternator ke RC ke massa, maka arus yang mengalir ke RC besar dan medan magnet pada RC kuat. Jadi, meskipun putaran lambat, output alternator tetap cukup untuk mengisi baterai karena medan magnet pada RC kuat. Ouput tegangan ini berkisar antara 13,8 sampai 14,8 Volt.
Cara Kerja Sistem Pengisian Mesin Hidup Putaran Sedang
Cara kerja sistem pengisian putaran sedang
Ketika putaran mesin dinaikan menjadi putaran sedang, maka tegangan output alternator di terminal B akan naik juga dan arusnya mengalir ke B reg ulator ke P2 ke P0 ke kumparan voltage regulator, ke massa.
Akibatnya, kemagnetan pada voltage regulator menjadi semakin kuat dan mampu menarik PL0 tetapi belum cukup kuat sehingga PL0 ini akan lepas dari PL1 dan posisinya mengambang.
Akibatnya, arus dari B alternator mengalir ke IG regulator ke resistor/tahanan ke F regulator ke F alternator ke RC ke massa. Karena arus melewati resistor, maka arus tersebut akan lebih kecil akibatnya kemagnetan pada rotor coil melemah.
Meskipun kemagnetan pada RC melemah, namun putaran mesin naik ke putaran sedang (putaran alternator semakin cepat) sehingga output alternator tetap cukup untuk mengisi baterai (tegangan antara 13,8 sampai 14,8 volt).
Baca : Sistem Pengisian (Charging System)
Cara Kerja Sistem Pengisian Mesin Hidup Putaran Tinggi
Cara kerja sistem pengisian putara tinggi
Kemudian jika putaran dinaikan lagi menjadi putaran tinggi, maka tegangan output pada terminal B alternator akan cenderung makin tinggi. Bila tegangan tersebut melebihi 14,8 volt, maka kemagnetan pada kumparan voltage regulator semakin kuat yang mana akan mampu menarik PL0 dan akan membuat menempel dengan PL2.
Karena PL0 menempel dengan PL2, maka aliran arus akan berbeda, yakni arus yang berasal dari terminal IG regulator akan mengalir ke R ke PL0 ke PL2 kemudian ke massa (tidak mengalir ke RC). Hal ini menyebabkan medan magnet pada Rotor coil tidak ada.
Karena pada RC tidak terjadi kemagnetan, maka output tegangan pada alternatornya pun akan turun. Bila tegangan output kurang dari tegangan standar (13,8 – 14,8 V) maka kemagnetan pada voltage regulator akan melemah lagi, sehingga PL0 akan lepas lagi dari PL2.
Arus dari IG regulator ke R kembali mengalir lagi ke RC ke massa, sehingga medan magnet pada RC kembali menguat sehingga tegangan output alternator naik lagi.
Bila tegangan di B naik lagi dan melebihi 14,8 volt, maka prosesnya berulang ke proses seperti di atas secara berulang-ulang dan Pl0 lepas dan menempel dengan Pl2 secara periodik sehingga output alternator tetap stabil.
Berdasarkan cara kerja sistem pengisian konvensioanl di atas, maka dapat disimpulkan bahwa terjadinya tegangan output alternator dipengaruhi oleh tiga hal penting, yaitu :
Adanya medan magnet yang dihasilkan oleh rotor coil.
Adanya kumparan di sekitar medan magnet, yaitu stator coil.
Adanya pemotongan medan magnet oleh kumparan. Pemotongan medan magnet ini terjadi karena adanya putaran poros alternator yang menyebabkan rotor coil berputar dan medan magnet yang ada padanya juga berputar memotong kumparan pada stator coil.
6.Trouble shooting dan perbaikannya
1. Pengisian rendah
a. Tali kipas (Kendor)
Apabila tali kipas terpasang defleksinya terlalu kendor maka putaran yang diteruskan ke pulley alternator tidak akan sempurna akibatnya kemagnetan pada rotor coil tegangannya akan dibangkitkan oleh startor kurang kuat karena tegangan yang dihasilkan alternator sangat dipengaruhi oleh kemagnetan rotor coil dan dan besarnya putaran rotor coil, akibatnya alternator hanya membangkitkan tegangan dalam jumlah sedikit sehingga pengisianpun rendah.
Penyebab : Baud pengikat alternator kendor akibat pengencangan yang kurang. Kemudian ketegangan tali kipas kurang, maka akan menimbulkan bunyi dan slip.
Penyelesaian : Kencangkan baut-baut pengikat dan stel defleksi tali kipas.
b. Alternator : Diode terbakar (rectifier mengalami ganguan)
Apabila salah satu diode ada yang terbakar maka arus dari tegangan yang dibangkitkan akan tidak tersearahkan sehingga arus tidak bisa dialirkan, akan tetapi jika hanya beberapa diode yang putus hal tersebut akan mempengaruhi besarnya kecilnya pengisian karena arus hanya sebagian yang disearahkan.
Penyebab : Diakibatkan karena kemampuan diode sudah menurun atau karena ada arus yang melebihi kapasitas atau karena terjadi hubungan singkat yang menyebabkan diode terputus.
Penyelesaian : Ganti rectifier dengan yang baru.
Startor Coil Putus
Apabila kumparan dari startor coil ada yang putus sebagian maka kemagnetan tidak akan sempurna terjadi pada startor coil akibatnya tegangan yang dibangkitkan akan menjadi rendah.
Penyebab : Diakibatkan oleh adanya isolator yang terlepas yang mengkibatkan hubungan singkat dan menyebabkan satartor coil putus.
Penyelesaian : Ganti startor dengan yang baru.
Slipring Kotor Atau Aus
Apabila slip ring kotor atau aus maka arus yang dialirkan ke rotor coil tidak akan sempurna, tetapi hanya sebagian arus yang dapat dialirkan ke rotor coil jumlahnya sangat sedikit akibatnya kemagnetan pada rotor coil akan kecil sehingga pengisian akan menjadi rendah.
Penyebab : Disebabkan oleh serbuk brush yang aus, karena saling bergesekan dengan slip ring.
Penyelesaian : Bersihkan slip ring dari kotoran.
c. IC regulator ( MIC rusak )
Apabila rusak kotor maka kotoran yang mengendap akan menjadi hambatan akibatnya arus yang mengalir akan sebagian tertahan sehingga arus yang mengalir pada sistem sangat kecil akibatnya kemagnetan rotor coil juga kecil sehingga tegangan yang dibangkitkan oleh alternator juga kecil sehingga pengisian menjadi rendah.
d. Baterai ( Lemah )
apabila baterai lemah maka arus yang mengalir ke terminal IG kecil sehingga arus yang masuk ke rotor coil sedikit akibatnya kemagnetan pada rotor coil menjadi kecil, akibatnya tegangan yang dibangkitkan oleh alternator menjadi kecil dan pengisian menjadi rendah.
Penyebab : Tegangan baterai kurang dari 12 V, Terjadi self discharging, System pengisian tidsak bekerja, Air uccu kurang, Berat jenis berkurang
Penyelesaian : charging baterai
Terminal kotor
Apabila terminal baterai kotor maka kotoran yang mengendap akan manjadi hambatan akibatnya arus yang dialirkan akan terhambat sebagian dan arus yang mengalir ke rotor coil menjadi sedikit akibatnya kemagnetan rotor coil menjadi kecil, sehingga tegangan yang dibangkitkan oleh alternator menjadi kecil dan pengisianpun menjadi rendah.
Penyebab : Terdapat air pada terminal karena tidak dibersihkan baik ketika selesai mencuci maupun ketika melewati jalan yang tergenang sehingga air itu menjadikan terminal berkarat. Perawatan yang kurang sehingga adanya penumpukan kotoran pada terminal.
Penyelesaian : Bersihkan terminal dengan menggunakan amplas atau dengan kain.
e. Wiring ( Socket kendor )
Apabila hubungan socket-socket kendor maka arus yang dialirkan tidak dapat sepenuhnya terhubung akibatnya arus yang mengalir ke rotor coil hanya separuhnya, akibatnya kemagnetan rotor coil menjadi kecil sehingga tegangan yang dibangkitkan kecil dan pengisianpun menjadi rendah.
Penyebab : Pemasangan tidak sempurna, Usia socket yang telah lama, Socket pecah
Penyelesaian : Perbaiki dan kencangkan pemasangan socket. Jika keadaan socket tiak lagi memungkinkan sebaiknya diganti dengan yang baru
Hubungan ke masa kurang
Apabila hubugan ke masa kurang maka kemagnetan rotor coil kecil, akibatnya tegangan yang dibangkitkan oleh alternator kecil sehingga arus untuk pengisianpun rendah juga.
Penyebab : konektor longgar yang mengakibatkan arus yang terhubung ke masa kurang, Konektor terdapat kotoran yang menyebabkan arus ke masa tertahan.
Penyelesaian : Perbaiki dan kencangkan konektor apabila ada kotoran maka bersihkan.
2. Pengisian terlalu tinggi
a. Tegangan standar IC regulator pada alternator yang terlalu tinggi
Apabila tegangan standar IC pada alternator tidak sesuai dengan spesifikasi maka IC tidak bisa mengatur arus dengan yang di standarkan.
b. IC Regulator rusak : MIC rusak (arus IG tidak ada)
Apabila MIC rusak atau jebol maka semua sistem tidak dapat bekerja dan arus tidak dapat dialirkan, sehingga tidak ada arus yang mengalir ke rotor coil akibatnya tidak ada kemagnetan pada rotor coil sehingga alternator tidak dapat membangkitkan tegangan akibatnya tidak akan terjadi pengisian.
Penyebab : Diakibatkan oleh kelebihan tegangan yang masuk ke MIC, atau MIC terkena air akibatnya terjadi koslet.
Penyelesaian : Ganti MIC dengan yang baru.
3. Tidak ada pengisian
a. Alternator
Rotor coil putus
Meski arus dari baterai diteruskan ke regulator kemudian ke rotor coil, alternator tetap tidak akan dapat membangkitkan tegangan karena arus yang mengalir tidak dapat diteruskan ke masa sehingga tidak terjadi kemagnetan pada rotor coil dan teganganpun tidak dapat dihasilkan dan pengisianpun tidak ada.
Penyebab : Diakibatkan karena kurang baik dalam perawatan, kemudian usia pemakaian yang sudah lama.
Penyelesaian : Ganti rotor dengan yang baru.
Stator coil putus
Apabila stator coil putus maka arus yang dibangkitkan tidak dapat dirubah menjadi arus DC dan arus yang dibangkitkan tidak dapat dialirkan. Sehingga tidak terjadi pengisian pada baterai.
Penyebab : Kurang baik dalam perawatan, usia pemakaian yang sudah lama.
Penyelesaian : Ganti stator dengan yang baru.
Brush habis
Apabila brush habis maka arus yang dialirkan dari terminal F regulator tidak dapat diteruskan ke rotor coil sehingga tidak ada arus yang masuk ke rotor coil sehingga kemagnetan pada rotor coil tidak ada, akibatnya alternator tidak bisa membangkitkan tegangan dan pengisianpun tidak ada.
Penyebab : Diakibatkan oleh usia pemakaian brush yang sudah lama karena brush terus bergesekan maka lama kelamaan brush akan habis.
Penyelesaian : Ganti brush dengan yang baru sesuai dengan ukuran yang dianjurkan.
Diode putus
Apabila diode putus maka tegangan yang dibangkitkan tidak dapat dialirkan, sehingga tidak ada arus yang dihasilkan dari rectifier, akibatnya pengisianpun tidak ada.
Penyebab : Diakibatkan karena kemampuan diode sudah menurun atau karena ada arus yang melebihi kapasitas atau karena terjadi hubungan singkat yang menyebabkan diode terputus.
Penyelesaian : Ganti rectifier dengan yang baru.
b. IC regulator
MIC rusak (arus IG tidak ada)
Apabila MIC rusak atau jebol maka semua sistem tidak dapat bekerja dan arus tidak dapat dialirkan, sehingga tidak ada arus yang mengalir ke rotor coil akibatnya tidak ada kemagnetan pada rotor coil sehingga alternator tidak dapat membangkitkan tegangan akibatnya tidak akan terjadi pengisian.
Penyebab : Diakibatkan oleh kelebihan tegangan yang masuk ke MIC, atau MIC terkena air akibatnya terjadi koslet.
Penyelesaian : Ganti MIC dengan yang baru.
c. Tali kipas Kendor
Apabila tali kipas terpasang defleksinya terlalu kendor maka putaran yang diteruskan ke pulley alternator tidak akan sempurna akibatnya kemagnetan pada rotor coil tidak dapat dibangkitkan tegangannya oleh startor karena tegangan yang dihasilkan alternator sangat dipengaruhi oleh kemagnetan rotor coil dan besarnya putaran rotor coil, akibatnya alternator tidak dapat membangkitkan tegangan sehingga pengisianpun tidak ada.
Penyebab :Baud pengikat alternator kendor akibat pengencangan yang kurang. Kemudian ketegangan tali kipas kurang, maka akan menimbulkan bunyi dan slip.
Penyelesaian : Kencangkan baut-baut pengikat dan stel defleksi
tali kipas Putus
Apabila tali kipas putus sama halnya dengan tali kipas kendor, apabila tali kipas putus maka tidak ada putaran pada pulley alternator dan rotor coil akibatnya tidak ada tegangan yang dibangkitkan oleh alternator sehingga pengisian tidak ada.
Penyebab :Usia pemakaian yang telah lama. Penggunaan tali kipas yang terlalu kencang (tali kipas terlalu kencang).
Penyelesaian : Gati tali kipas dengan yang baru.
d. Wiring
Soket alternator kendor
Apabila soket-soket pada alternator kendor terutama soket terminal F maka tidak akan ada arus yang mengalir ke rotor coil sehingga rotor coil tidak akan mengalami kemagnetan akibatnya tidak akan ada tegangan yang dibangkitkan sehingga tidak akan ada pengisian.
Penyebab : Pemasangan tidak sempurna, Usia socket yang telah lama, Socket pecah
Penyelesaian : Perbaiki dan kencangkan pemasangan socket, Jika keadaan socket tidak lagi memungkinkan sebaiknya diganti dengan yang baru
Hubungan kabel dari voltage ke alternator putus
Apabila hubungan dari voltage ke alternator terputus maka maka arus tidak dapat dialirkan ke alternator dan tidak ada juga arus yang masuk ke rotor coil sehingga tidak akan terjadi kemagnetan pada rotor coil akibatnya tidak ada tegangan yang dibangkitkan sehingga tidak ada pengisian.
Soket regulator kendor
Sama halnya dengan soket alternator kendor, arus tidak dapat dialirkan jika soket pada regulator juga kendor sehingga tidak ada arus yang masuk ke regulator apabila arus yang masuk ke regulator tidak ada maka arusyang masuk alternatorpun tidak ada, akibatnya tidak akan ada tegangan yang dibangkitkan dan pengisian tidak akan terjadi.
Penyebab : Pemasangan tidak sempurna. Usia socket yang telah lama Socket pecah
Penyelesaian : Perbaiki dan kencangkan pemasangan socket, Jika keadaan socket tiak lagi memungkinkan sebaiknya diganti dengan yang baru.
Komentar
Posting Komentar